Uzone.id — Bagi yang belum tahu, industri lokal game Indonesia ternyata punya hari khusus untuk merayakan game-game lokal. Bertajuk ‘Hari Game Indonesia’ atau HARGAI, peringatan ini selalu digelar pada tanggal 8 Agustus.

Tepat hari ini, Jumat, 8 Agustus 2025, Apple App Store ikut merayakan Hari Game Indonesia dengan memperkenalkan studio game lokal Indonesia, Toge Productions.

“Hari Game Indonesia adalah momen untuk merayakan karya para developer lokal dan hadirnya budaya Indonesia dalam game,” kata Pendiri Toge Productions, Kris Antoni dalam pernyataan resmi Apple, Jumat, (08/08).

Studio game lokal ini berhasil membawa nama baik Indonesia ke kancah internasional lewat karya-karya mereka seperti "A Space for the Unbound”. Selain menghadirkan game-game yang inovatif, Toge Productions juga membawa nuansa budaya lokal ke dalam game-game mereka.

Salah satunya adalah kota pedesaan fiktif tahun 2000-an, inspirasi dari lagu patriotik “Ibu Pertiwi” hingga memasukkan unsur tradisional batik, ikat, dan songket.

Dengan memasukkan unsur lokal ini, Kris berharap bahwa para gamer bisa “melihat bahwa Indonesia punya banyak game keren, mendapatkan perspektif baru, mungkin menangis sedikit, bersenang-senang, dan semoga game tersebut bisa memberi dampak yang berarti dalam hidup mereka.”

Adapun tiga game lokal dengan unsur Indonesia yang diproduksi oleh Toge Productions di App Store antara lain A Space for the Unbound, When the Past Was Around, dan She and the Light Bearer.

Game ‘A Space for the Unbound’

Game ini merupakan sebuah game pixel dengan genre petualangan side-scrolling bertema coming-of-age dengan isu kecemasan, hubungan, dan remaja dengan kekuatan supernatural.

Game ini membawa tema-tema berat seperti depresi, kekerasan dalam rumah tangga, dan trauma emosional dengan empati yang mendalam. Agar lebih mendalami dan penuh empati, tim Toge bahkan berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental untuk menggarap game ini.

“Mungkin game kami bisa menjadi teman bagi mereka yang sedang berada di terowongan gelap,” kata Dimas Novan Delfiano, Director di Toge Productions. 

Salah satu nuansa lokal yang ditunjukkan dari game ini adalah kota fiktif di pedesaan Indonesia era akhir ’90-an hingga awal 2000-an yang menjadi latarnya. Nuansa lokal ini ditunjukkan dengan menghadirkan gerobak cimol, musik keroncong, dan kucing kampung di sepanjang game nya.

Game ‘When the Past Was Around’

Selanjutnya ada game bergenre puzzle yang membawa tema cinta, kehilangan, dan proses melepaskan. Game ini menceritakan soal kisah cinta yang manis dan memilukan antara Eda dan Owl.

Game ini mengajak pemain untuk menyusuri kenangan tokoh utama untuk mengungkap setiap petunjuk dibalik memori-memori yang ditemukan dengan tujuan menuntun Eda menuju penyembuhan. 

Nuansa lokal ditemukan pada latar tempat pertemuan Eda dan Owl yang terinspirasi dari Jalan Tunjungan di Surabaya. Biar lebih melokal, tim developer menambahkan detail seperti kotak pos merah dan cangkir enamel yang terinspirasi dari kehidupan sehari-hari para pengembang.

Game ‘She and the Light Bearer’

Game bergaya dongeng tunjuk-dan-klik tentang kunang-kunang kecil ini menghadirkan narasi puitis, musik folk, dan visual memikat.

Dengan mengambil tema kisah magis yang terinspirasi alam dan spiritualitas, game ini menunjuk kunang-kunang sebagai tokoh utamanya yang berusaha menemukan sosok “Ibu” dan menyelamatkan hutan dari para Devourers.

Nuansa lokal di game ini terlihat dari mitologi Dewi Pertiwi yang menjadi inspirasi mereka. Ada juga berbagai elemen budaya seperti batik, ikat, dan songket ditampilkan secara indah dalam game ini. 

Brigitta Rena yang merupakan bagian dari Toge Productions menyebut bahwa game diharapkan bisa mendorong generasi muda menciptakan kisah baru di masa depan lewat eksplorasi cerita rakyat Indonesia sebagai “menemukan harta karun tersembunyi”.

Jika kalian penasaran dengan ketiga game ini, kalian bisa mengunduh dan memainkannya di App Store. Selamat mencoba!